Halaman

Jumat, 07 Desember 2018

Apa itu diare? Penyebab, Gejala, dan Pengobatan


Apa itu diare? Penyebab, Gejala, dan Pengobatan


Hasil gambar untuk diare


Pengertian
Diare (bahasaInggris: diarrhea) adalah sebuah penyakit di saat tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Di negara berkembang, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya.


Penyebab Diare
Penyebab diare bisa bermacam-macam. Salah satunya, penyakit diare dapat terjadi karena keracunan makanan, infeksi kuman, dan stres. Penyakit diare biasanya dapat sembuh sendiri karena sebenarnya diare sendiri adalah mekanisme tubuh untuk membuang racun dan kuman yang ada di usus. Pada anak kecil, penyebab diare terbanyak adalah karena virus sehingga dapat sembuh dengan sendirinya.

Meskipun penyebab diare terkadang bisa sembuh tanpa obat, penderita diare tetap harus diperhatikan karena jika cairan tubuh banyak yang terbuang, penderita diare harus minum banyak cairan dan obat anti diare apabila penyakit ini sudah mengganggu aktivitas sehari-hari. Untuk kasus diare berkepanjangan (lebih dari 2 minggu) kemungkinan ada penyakit lainnya yang mendasari.

Untuk penyakit jangka pendek, penyebab diare adalah:
a.   Paling banyak, penyakit diare disebabkan oleh infeksi bakteri. Infeksi bakteri yang juga bisa menyebabkan keracunan makanan (campylobacter, clostridum difficile, escherichia coli, salmonella, dan shigella)
b.         Radang usus buntu
c.         Alergi makanan juga bisa menjadi penyebab diare
d.         Kerusakan lapisan usus akibat radioterapi
e.         Masalah psikologi (misalnya gangguan kecemasan)
f.          Makanan yang mengandung pemanis buatan
g.         Infeksi virus (rotavirus dan norovirus) adalah penyebab diare lainnya
h.         Parasit giardia intestinalis

Sementara itu, penyakit diare yang berlangsung jangka panjang biasanya disebabkan oleh:
a.         Penyakit Crohn, yaitu radang pada lapisan sistem pencernaan
b.         Kolitis ulseratif, yaitu suatu kondisi yang berdampak kepada usus besar
c.         Sindrom iritasi usus atau terganggunya fungsi normal usus
d.         Ada pula kasus diare disebabkan oleh kanker usus.
e.         Radang pankreas kronis

Faktor-faktor risiko
Selain penyakit medis, beberapa kebiasaan berikut ini juga dapat membuat seseorang lebih rentan terkena diare, yaitu:
a.         Jarang mencuci tangan setelah ke toilet
b.         Penyimpanan dan persiapan makanan yang tidak bersih
c.         Jarang membersihkan dapur dan toilet
d.         Sumber air yang tidak bersih
e.         Makan makanan sisa yang sudah dingin
f.          Tidak mencuci tangan dengan sabun.

Diagnosa Diare
Ada beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis penyakit diare, antara lain:
1. Analisa feses
Dokter akan meminta Anda untuk menyerahkan sampel feses untuk dianalisa. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi infeksi yang mungkin terjadi. Analisa ini dilakukan apabila Anda sudah mengalami diare lebih dari dua minggu, ada darah atau nanah pada feses. Selain itu, pemeriksaan ini juga perlu dilakukan jika Anda mengalami penyakit diare usai dirawat di rumah sakit atau karena sistem imun yang lemah (penderita HIV).

2. Tes darah
Dokter akan meminta Anda melakukan tes darah apabila terdapat kecurigaan bahwa gejala diare yang Anda alami adalah gejala dari penyakit lain. Contohnya, hasil tes darah menunjukkan adanya peradangan. Ini adalah salah satu gejala penyakit radang usus dan bukan hanya sakit diare biasa.

3. Pemeriksaan rektum
Jika pasien berusia di atas 50 tahun atau mengalami gejala diare yang sulit sembuh, dokter akan melakukan pemeriksaan rektum digital. Metode pemeriksaannya dilakukan dengan memasukkan jari ke dalam rektum untuk memeriksa kondisi abnormal. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendiagnosis penyakit yang berhubungan dengan rektum dan usus, jadi dokter bisa saja mencurigai bahwa gejala diare yang ditunjukkan pasien sebenarnya bukan hanya sakit diare biasa.

Tanda-tanda & gejala
Gejala dan ciri diare adalah:
a.         Feses lembek dan cair
b.         Sakit perut
c.         Kram perut
d.         Mual dan muntah
e.         Sakit kepala
f.          Kehilangan nafsu makan
g.         Haus terus menerus
h.         Demam
i.           Dehidrasi
j.           Darah pada feses
k.         Feses yang dihasilkan banyak
l.           Terus menerus ke toilet

Pengobatan Diare
Jika tidak segera diberikan pengobatan, diare bisa berujung pada dehidrasi. Dehidrasi memiliki konsekuensi yang fatal dan berpotensi merenggut nyawa penderita, terutama jika terjadi pada anak-anak. Hal ini karena ketahanan tubuh anak-anak terhadap dehidrasi jauh lebih rendah dibandingkan orang dewasa.
Atasi dehidrasi dengan oralit atau banyak minum air putih dalam jumlah banyak. Asupan air adalah sesuatu yang sangat penting untuk mencegah dehidrasi. Segera kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Berikut ini adalah beberapa jenis obat untuk mengatasi diare:
Pengobatan diare dengan obat untuk mengikat air sehingga tinja lebih padat, seperti obat attalpulgit
Pengobatan diare dengan obat untuk menghentikan peristaltik usus seperti papaverin atau antiparasimpatik
Pengobatan diare dengan antibiotik atau antiparasit dikonsumsi ketika hasil pemeriksaan tinja menunjukkan adanya infeksi bakteri atau infeksi parasit seperti amoeba.
Obat antidiare biasanya tidak terlalu dibutuhkan, kecuali bagi mereka yang memiliki aktivitas padat atau yang ingin bepergian jarak jauh. Salah satu obat antidiare untuk pengobatan diare yang efektif dan cepat dalam menghentikan diare adalah loperamide. Meski begitu, loperamide tidak boleh diberikan kepada anak-anak.
Sebagian besar penderita diare dapat sembuh setelah beberapa hari tanpa melakukan pengobatan diare. Pada orang-orang dewasa, diare biasanya sembuh setelah 2-4 hari. Sedangkan pada anak-anak, diare biasanya berlangsung lebih lama yaitu antara 5-7 hari.


Sumber :

0 komentar:

Posting Komentar