Apa itu diare? Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
Pengertian
Diare
(bahasaInggris: diarrhea) adalah
sebuah penyakit di saat tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang
biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Di negara berkembang,
diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh
lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya.
Penyebab Diare
Penyebab
diare bisa bermacam-macam. Salah satunya, penyakit diare dapat terjadi karena
keracunan makanan, infeksi kuman, dan stres. Penyakit diare biasanya dapat
sembuh sendiri karena sebenarnya diare sendiri adalah mekanisme tubuh untuk
membuang racun dan kuman yang ada di usus. Pada anak kecil, penyebab diare
terbanyak adalah karena virus sehingga dapat sembuh dengan sendirinya.
Meskipun
penyebab diare terkadang bisa sembuh tanpa obat, penderita diare tetap harus
diperhatikan karena jika cairan tubuh banyak yang terbuang, penderita diare
harus minum banyak cairan dan obat anti diare apabila penyakit ini sudah
mengganggu aktivitas sehari-hari. Untuk kasus diare berkepanjangan (lebih dari
2 minggu) kemungkinan ada penyakit lainnya yang mendasari.
Untuk
penyakit jangka pendek, penyebab diare adalah:
a. Paling banyak, penyakit diare
disebabkan oleh infeksi bakteri. Infeksi bakteri yang juga bisa menyebabkan
keracunan makanan (campylobacter, clostridum difficile, escherichia coli,
salmonella, dan shigella)
b.
Radang usus buntu
c.
Alergi makanan juga bisa
menjadi penyebab diare
d.
Kerusakan lapisan usus akibat
radioterapi
e.
Masalah psikologi (misalnya
gangguan kecemasan)
f.
Makanan yang mengandung pemanis
buatan
g.
Infeksi virus (rotavirus dan
norovirus) adalah penyebab diare lainnya
h.
Parasit giardia intestinalis
Sementara
itu, penyakit diare yang berlangsung jangka panjang biasanya disebabkan oleh:
a.
Penyakit Crohn, yaitu radang
pada lapisan sistem pencernaan
b.
Kolitis ulseratif, yaitu suatu
kondisi yang berdampak kepada usus besar
c.
Sindrom iritasi usus atau
terganggunya fungsi normal usus
d.
Ada pula kasus diare disebabkan
oleh kanker usus.
e.
Radang pankreas kronis
Faktor-faktor risiko
Selain
penyakit medis, beberapa kebiasaan berikut ini juga dapat membuat seseorang
lebih rentan terkena diare, yaitu:
a.
Jarang mencuci tangan setelah
ke toilet
b.
Penyimpanan dan persiapan
makanan yang tidak bersih
c.
Jarang membersihkan dapur dan
toilet
d.
Sumber air yang tidak bersih
e.
Makan makanan sisa yang sudah
dingin
f.
Tidak mencuci tangan dengan
sabun.
Diagnosa Diare
Ada
beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis penyakit diare,
antara lain:
1.
Analisa feses
Dokter
akan meminta Anda untuk menyerahkan sampel feses untuk dianalisa. Hal ini
bertujuan untuk mengidentifikasi infeksi yang mungkin terjadi. Analisa ini
dilakukan apabila Anda sudah mengalami diare lebih dari dua minggu, ada darah atau
nanah pada feses. Selain itu, pemeriksaan ini juga perlu dilakukan jika Anda
mengalami penyakit diare usai dirawat di rumah sakit atau karena sistem imun
yang lemah (penderita HIV).
2.
Tes darah
Dokter
akan meminta Anda melakukan tes darah apabila terdapat kecurigaan bahwa gejala
diare yang Anda alami adalah gejala dari penyakit lain. Contohnya, hasil tes
darah menunjukkan adanya peradangan. Ini adalah salah satu gejala penyakit
radang usus dan bukan hanya sakit diare biasa.
3.
Pemeriksaan rektum
Jika
pasien berusia di atas 50 tahun atau mengalami gejala diare yang sulit sembuh,
dokter akan melakukan pemeriksaan rektum digital. Metode pemeriksaannya
dilakukan dengan memasukkan jari ke dalam rektum untuk memeriksa kondisi
abnormal. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendiagnosis penyakit yang
berhubungan dengan rektum dan usus, jadi dokter bisa saja mencurigai bahwa
gejala diare yang ditunjukkan pasien sebenarnya bukan hanya sakit diare biasa.
Tanda-tanda & gejala
Gejala
dan ciri diare adalah:
a.
Feses lembek dan cair
b.
Sakit perut
c.
Kram perut
d.
Mual dan muntah
e.
Sakit kepala
f.
Kehilangan nafsu makan
g.
Haus terus menerus
h.
Demam
i.
Dehidrasi
j.
Darah pada feses
k.
Feses yang dihasilkan banyak
l.
Terus menerus ke toilet
Pengobatan Diare
Jika tidak segera diberikan pengobatan, diare bisa berujung pada
dehidrasi. Dehidrasi memiliki konsekuensi yang fatal dan berpotensi merenggut
nyawa penderita, terutama jika terjadi pada anak-anak. Hal ini karena ketahanan
tubuh anak-anak terhadap dehidrasi jauh lebih rendah dibandingkan orang dewasa.
Atasi dehidrasi dengan oralit atau banyak minum air putih dalam
jumlah banyak. Asupan air adalah sesuatu yang sangat penting untuk mencegah
dehidrasi. Segera kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Berikut ini adalah beberapa jenis obat untuk mengatasi diare:
Pengobatan diare dengan obat untuk mengikat air sehingga tinja lebih
padat, seperti obat attalpulgit
Pengobatan diare dengan obat untuk menghentikan peristaltik usus
seperti papaverin atau antiparasimpatik
Pengobatan diare dengan antibiotik atau antiparasit dikonsumsi
ketika hasil pemeriksaan tinja menunjukkan adanya infeksi bakteri atau infeksi
parasit seperti amoeba.
Obat antidiare biasanya tidak terlalu dibutuhkan, kecuali bagi
mereka yang memiliki aktivitas padat atau yang ingin bepergian jarak jauh.
Salah satu obat antidiare untuk pengobatan diare yang efektif dan cepat dalam
menghentikan diare adalah loperamide. Meski begitu, loperamide tidak boleh
diberikan kepada anak-anak.
Sebagian besar penderita diare dapat sembuh setelah beberapa hari
tanpa melakukan pengobatan diare. Pada orang-orang dewasa, diare biasanya
sembuh setelah 2-4 hari. Sedangkan pada anak-anak, diare biasanya berlangsung
lebih lama yaitu antara 5-7 hari.
Sumber
:
0 komentar:
Posting Komentar