Apa
itu katarak?
Pengertian
Katarak adalah lensa mata yang menjadi keruh,
sehingga cahaya tidak dapat menembusnya, bervariasi sesuai tingkatannya dari
sedikit sampai keburaman total. Dalam perkembangannya katarak yang terkait
dengan usia penderita dapat menyebabkan pengerasan lensa, menyebabkan penderita
menderita miopi, berwarna kuning menjadi coklat/putih secara bertahap dan
keburaman lensa dapat mengurangi persepsi akan warna biru. Katarak biasanya
berlangsung perlahan-lahan menyebabkan kehilangan penglihatan dan berpotensi
membutakan jika katarak terlalu tebal. Kondisi ini biasanya memengaruhi kedua
mata, tetapi hampir selalu satu mata dipengaruhi lebih awal dari yang lain. Gangguan
mata ini merupakan penyebab kebutaan utama yang dapat diobati di dunia saat
ini.
Sebagian besar katarak atau kekeruhan lensa
timbul pada usia tua sebagai akibat paparan terus menerus terhadap pengaruh
lingkungan dan pengaruh lainnya. Beberapa hal yang dapat memengaruhinya adalah
merokok, radiasi sinar ultraviolet, dan peningkatan kadar gula darah.
Katarak atau kekeruhan lensa yang tersering
terjadi pada orang yang berusia tua disebut sebagai kekeruhan lensa atau
katarak senilis (katarak terkait usia). Sejumlah kecil kekeruhan lensa atau
katarak juga dapat berhubungan dengan penyakit mata seperti glaukoma, ablasi,
retinitis pigmentosa, trauma, uveitis, miopia tinggi, pengobatan tetes mata steroid,
dan tumor intraokular.
Selain itu bisa juga dipengaruhi oleh penyakit
sistemik spesifik. Misalnya diabetes, galaktosemia, hipokalsemia, steroid atau
klorpromazin sistemik, rubela kongenital, distrofi miotonik, dermatitis atopik,
sindrom Down, katarak turunan. Radiasi sinar X turut diduga dapat memengaruhi
kekeruhan lensa mata.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul pasca operasi
tergolong rendah. Namun bila operasi katarak atau kekeruhan lensa mengalami
komplikasi, maka mungkin saja terdapat kehilangan penglihatan sebagian maupun
total.
Beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat
operasi katarak atau kekeruhan lensa misalnya infeksi mata (endoftalmitis),
pembengkakan dan terdapatnya cairan pada pusat lapisan saraf mata (edema makula
sistoid), pembengkakan lapisan bening mata (edema kornea).
Selain itu juga dapat terjadi komplikasi
berupa perdarahan di depan mata (hifema), dan lepasnya lapisan retina mata (ablasio
retina) akibat operasi katarak atau kekeruhan lensa. Sebagian orang juga dapat
merasa silau pasca operasi kekeruhan lensa atau katarak .
Diagnosis
Penentuan diagnosis katarak atau kekeruhan
lensa dilakukan lewat serangkaian wawancara dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan
fisik yang dilakukan berupa pemeriksaan lapang pandang (misalnya dengan melihat
huruf pada jarak 6 m) yang biasanya memberikan hasil terdapatnya penurunan
ketajaman penglihatan.
Selain itu terdapat pemeriksaan dengan
menggunakan senter yang diarahkan pada samping mata, yang akan memperlihatkan
kekeruhan pada lensa mata yang berbentuk seperti bulan sabit (shadow test
positif).
Pemeriksaan tambahan lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan dengan alat slit lamp hingga pemeriksaan oftalmoskopi pada daerah retina. Hal ini dilakukan bila dicurigai adanya kelainan tambahan di berbagai organ lain dalam mata.
Gejala
Katarak dapat terjadi pada satu atau kedua
mata namun tidak dapat menyebar dari satu mata ke mata yang lain. Beberapa tanda
dan gejala katarak adalah:
a. Pandangan kabur seperti berkabut
b. Warna di sekitar terlihat memudar
c. Rasa silau saat Anda melihat lampu mobil,
matahari atau lampu. Anda juga dapat melihat lingkaran di sekeliling cahaya
d. Pandangan ganda
e. Penurunan penglihatan di malam hari
f.
Sering
mengganti ukuran kacamata
Faktor-faktor
risiko
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko
Anda mengembangkan gejala katarak adalah:
a.
Semakin
Anda bertambah tua, risiko Anda semakin tinggi.
b.
Jika
Anda memiliki riwayat keluarga yang terkena katarak, risiko Anda semakin
tinggi.
c.
Trauma
pada mata atau operasi mata.
d.
Konsumsi
alkohol atau merokok.
e.
Penyakit
lain seperti tekanan darah tinggi, diabetes dan obesitas.
f.
Paparan
sinar matahari yang lama.
g.
Penggunaan
obat kortikosteroid dalam jangka panjang.
Pengobatan
Satu-satunya terapi untuk pasien katarak atau
kekeruhan lensa adalah lewat prosedur bedah katarak. Pada terapi ini lensa
diangkat dari mata (ekstraksi lensa) dengan prosedur intrakapsular atau
ekstrakapsular (ICCE). Teknik ini jarang dilakukan lagi sekarang.
Ekstraksi ekstrakapsular (ECCE). Pada teknik
ini, bagian depan kapsul dipotong dan diangkat, lensa dibuang dari mata,
sehingga menyisakan kapsul bagian belakang. Lensa penganti buatan dapat
dimasukkan ke dalam kapsul tersebut. Kejadian komplikasi setelah operasi lebih
kecil kalau kapsul bagian belakang utuh.
Fakofragmentasi dan fakoemulsifikasi.
Merupakan teknik ekstrakapsular yang menggunakan getaran- getaran ultrasonik
untuk mengangkat lensa melalui irisan yang kecil (2-5 mm).Ini akan mempermudah
penyembuhan luka pasca-operasi.
Apabila diperlukan pembedahan maka pengangkatan
lensa akan memperbaiki ketajaman penglihatan pada 90% kasus. Sisanya mungkin
telah mengalami kerusakan retina atau mengalami penyulit pasca bedah serius.
Misalnya glaukoma (peningkatan tekanan bola mata), ablasio retina (lepasnya
retina mata), atau infeksi yang menghambat pemulihan daya pandang.
Adanya lensa intraokular (dalam bola mata)
menyebabkan penyesuaian penglihatan setelah operasi kekeruhan lensa atau
katarak menjadi lebih mudah dibandingkan sewaktu hanya tersedia kacamata
katarak yang tebal.
Penyebab
Plak yang mengeras tersebut menjadi karang
gigi. Penyebab kekeruhan lensa atau katarak adalah sebagai berikut:
a.
Penuaan.
Sudah sewajarnya setiap organ akan menua dan kehilangan fungsinya, begitu juga
pada lensa mata. Penuaan adalah penyebab tersering dari kekeruhan lensa atau
katarak.
b.
Riwayat
trauma. Lensa mata yang pernah mengalami kerusakan saat muda. Misalnya akibat
masuknya serpihan material tajam ke mata, terbentur bola, kembang api. Riwayat
trauma akan membuat katarak muncul lebih cepat.
c.
Menderita
penyakit tertentu. Adanya riwayat menderita penyakit tertentu berkaitan dengan
kejadian katarak atau kekeruhan lensa di kemudian hari. Misalnya penyakit
diabetes melitus (penyakit gula), hipokalsemia (kekurangan kalsium darah),
dermatitis atopik (penyakit kulit alergi).
d.
Mengonsumsi
obat-obatan tertentu dalam jangka waktu lama: Contohnya obat kortikosteroid
(sering digunakan untuk obat antiperadangan) dan amiodaron (obat untuk mengatur
irama jantung). Penggunaan obat-obat tersebut berkaitan dengan kejadian katarak
atau kekeruhan lensa.
e.
Infeksi
saat kehamilan. Katarak atau kekeruhan lensa juga dapat diderita sejak lahir,
yaitu pada katarak kongenital. Katarak atau kekeruhan lensa dapat terjadi pada
salah satu atau kedua mata anak. Penyebab utamanya terutama berkaitan dengan
infeksi selama kehamilan, khususnya rubela.
f.
Merokok.
g.
Toksin/
racun
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar